Karena harga tempe yang sangat murah maka nama 'tempe' pernah digunakan di daerah perkotaan Jawa, terutama Jawa tengah, untuk mengacu pada sesuatu yang bermutu rendah. Istilah seperti 'mental tempe' atau 'kelas tempe' digunakan untuk merendahkan dengan arti bahwa hal yang dibicarakan bermutu rendah karena murah seperti tempe. Tapi sekarang si tempe telah berhasil merebut pasar dunia.
Tahukah Anda, banyak perusahaan tempe berdiri di negara Eropa, Amerika, dan Jepang, bahkan telah mulai dikenal dikalangan terbatas di negara RRC, Taiwan, India, Afrika, Kanada, Autralia, dll.
Walaupun berbagai istilah merendahkan tempe, ternyata tempe mengandung berbagai gizi seperti asam lemak, vitamin, dan mineral. Tempe juga berpotensi sebagai radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dll). selain itu tempe juga mengandung anti bakteri penyebab diare dan sangat baik untuk penderita gizi buruk, hebatnya lagi aman untuk semua kelompok usia termasuk bayi. Karena zat gizi tempe mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan yang ada dalam kedelai.
Namun dibalik itu semua, proses pembuatan tempe yang relatif mudah kadang kurang memenuhi standar kebersihan. Pernah tahukah Anda, di dalam tempe kadang kala ditemukan kotoran hewan (mungkin tikus atau cicak) berwarna hitam.
Naaaahh.... pasti bertanya, benarkah???
Ayo ibu-ibu... mulailah membeli dan mengolah tempe dengan sedikit lebih teliti.. apa lagi bagi pengemar olahan tempe yang setengah matang... uuuuhhh... jijay khan kalo sampai termakan???
